Berita
/
Siaran Pers
/
Siaran Pers Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo
/
Jauh dari Menu Bergizi, Waka BGN Ponorogo Sony Kenang Masa Kecil Sarapan Nasi Sangrai dan Bakwan
Jauh dari Menu Bergizi, Waka BGN Ponorogo Sony Kenang Masa Kecil Sarapan Nasi Sangrai dan Bakwan
Nomor: SIPERS-357/BGN Ponorogo/11/2025
Siaran Pers • 21 November 2025
Ponorogo – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo (BGN Ponorogo), Sony Sonjaya, mengisahkan kembali pengalaman masa kecilnya yang menunjukkan kondisi keterbatasan gizi pada masa itu. Saat sarapan, lanjut dia, hanya dibekali dengan sarapan nasi sangrai lantaran keluarganya tak mampu membeli minyak goreng.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam Peluncuran Modul Pelatihan Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Edukasi Gizi, dan Pedoman Kantin di Satuan Pendidikan, yang digelar di Ponorogo, Jumat (21/11).
"Saya masih teringat, bagaimana waktu kecil saya, bangun pagi-pagi mau sekolah, masih syukur dapat sarapan dengan nasi goreng, bukan nasi goreng, nasi sangrai. Karena pada waktu itu menggoreng nasi saja tidak punya kemampuan untuk membeli minyak goreng, ibu saya pada waktu itu. Sehingga hanya makan dengan bala-bala saja, kalau di Bandung ya, kalau di Indonesia namanya bakwan, itu adalah satu kemewahan," ungkapnya.
Pada masa itu, kata Sony, konsep gizi seimbang sama sekali tidak terpikirkan. Karena itu, ia melihat kehadiran Program MBG sebagai langkah besar dalam membentuk atau mengubah pola pikir (mindset) gizi sehat bagi peserta didik.
"Sekarang kita memulai dengan Program Makan Bergizi Gratis itu bagaimana kita menanamkan mindset bukan hanya kepada anak-anak tentang bagaimana keseimbangan gizi di dalam setiap makan. Sekarang di dalam setiap ompreng itu ada karbohidratnya, ada proteinnya, ada serat, dan beraneka macam yang setiap hari berganti-ganti," ujarnya.
Meski generasinya tumbuh dalam keterbatasan gizi yang ia sebut sebagai “generasi bakwan” namun tetap mampu menghasilkan tokoh-tokoh hebat. "Bayangkan kalau saya beserta banyak kelompok-kelompok yang senasib dengan saya pada waktu itu. Mohon maaf, mungkin saya katakan generasi bakwan, yang pagi-pagi hanya makan bakwan bisa menghasilkan mohon maaf Bapak Dr. Pungkas Bahjuri Ali, Bapak Wamen, Ibu Dirjen, itu generasi bakwan," kata Sony.
Sony menambahkan, apabila Indonesia mampu memenuhi kebutuhan gizi anak sejak dini melalui Program MBG dan edukasi gizi yang tepat, kualitas generasi mendatang akan meningkat jauh lebih baik dibandingkan hari ini.
Dirinya pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mulai mengutamakan keseimbangan gizi dalam setiap asupan harian, terutama bagi kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, ibu menyusui, serta anak dan peserta didik.
"Ayo kita mulai sekarang, better late than never. Tidak ada kata terlambat. Mari kita mulai berpikir bahwa keseimbangan di dalam asupan gizi itu sangat penting, terutama bagi kelompok rentan. Yaitu siapa? Anak-anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, anak dan peserta didik," serunya.
Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional Ponorogo