Berita
/
Siaran Pers
/
Siaran Pers Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo
/
BGN Ponorogo Dukung Ponpes Cipasung Luncurkan Program “Kampung Pangan & Santripreneur”
BGN Ponorogo Dukung Ponpes Cipasung Luncurkan Program “Kampung Pangan & Santripreneur”
Nomor: SIPERS-361A/BGN Ponorogo/11/2025
Siaran Pers • 27 November 2025
Tasikmalaya — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memberikan asupan gizi seimbang bagi kelompok rentan, yaitu anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, serta peserta didik di seluruh Indonesia. Melalui penyediaan makanan bergizi secara rutin, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan perkembangan generasi muda Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo, Sony Sonjaya, dalam sambutannya pada acara Mengenang 100 Hari KH. Koko Komarudin Ruhiat bertema “Menyongsong Satu Abad Pesantren Cipasung” yang digelar di Tasikmalaya, Kamis (27/11).
“Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pada 6 Januari 2025 kini menunjukkan dampak nyata dan melampaui ekspektasi awal. Meski pada awal peluncurannya banyak pihak meragukan, kini program tersebut telah berhasil membangun dan mengoperasikan 16.363 Dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di seluruh Indonesia,” ujar Sony.
Dapur-dapur tersebut tidak hanya menyediakan makanan bergizi bagi 43,8 juta penerima manfaat, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Hingga akhir November 2025, Program MBG telah menyerap 693.238 tenaga kerja, mulai dari tenaga dapur, distribusi, hingga sektor pendukung lainnya.
Pada tahap pembangunan fisik, setiap dapur menyerap sekitar 20 pekerja bangunan. Dengan demikian, sekitar 320.000 pekerja konstruksi telah terlibat dalam pembangunan Dapur SPPG. Selain itu, satu dapur rata-rata bekerja sama dengan hingga 15 pemasok lokal, seperti pemasok beras, ayam, telur, dan berbagai bahan pangan lainnya. Kolaborasi ini memperkuat rantai pasok lokal dan mendorong perputaran ekonomi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Program MBG juga mendapat apresiasi sebagai salah satu inovasi sosial terbesar yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat ekonomi nasional. Namun, meningkatnya jumlah dapur SPPG turut memicu tingginya kebutuhan bahan pangan seperti wortel, kacang panjang, dan buncis.
Menanggapi hal tersebut, Ponpes Cipasung meluncurkan Program Kampung Pangan yang bertujuan memperkuat produksi pangan lokal dan ketahanan pasokan. Program ini diperkuat dengan pengembangan Santripreneur, yaitu santri yang dibekali kemampuan kewirausahaan untuk memproduksi kebutuhan pangan dan kebutuhan harian, sekaligus menjadi agen kemandirian ekonomi pesantren.
Sony Sonjaya menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, penguatan produksi pangan lokal akan membantu dapur SPPG mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.
“Kami setuju dan sangat mendorong. Lahan-lahan yang dimiliki pondok cipasung jangan dibiarkan menjadi lahan mubazir, menjadi lahan kosong. Sehingga dapur-dapur yang ada bukan hanya bergantung pada pasar tradisional yang biasanya melayani rumah-rumah tetapi kita siapkan sendiri,” ujar Sony.
Peluncuran Program Kampung Pangan dan Santripreneur menjadi kontribusi nyata Ponpes Cipasung dalam memperkuat keberlanjutan MBG serta mendukung terciptanya generasi Indonesia yang sehat, mandiri, dan produktif.
Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional Ponorogo