Berita

/

Siaran Pers

/

Siaran Pers Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo

/

Manfaat MBG Mulai Nampak dari Gizi Membaik hingga Kehadiran Siswa Melonjak

Manfaat MBG Mulai Nampak dari Gizi Membaik hingga Kehadiran Siswa Melonjak

Nomor: SIPERS-173/BGN Ponorogo/08/2025

Siaran Pers 14 Agustus 2025

picture-Manfaat MBG Mulai Nampak dari Gizi Membaik hingga Kehadiran Siswa Melonjak

Ponorogo - Hampir setahun berjalannya program prioritas pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG), perlahan mulai menuai hasil. Salah satu indikator paling mudah terlihat adalah tingkat kehadiran siswa yang melonjak signifikan.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Gizi Nasional Ponorogo (BGN Ponorogo), Dadan Hindayana ketika diundang dalam Program NgobrolIndonesia, di Ponorogo, pada Kamis (14/8).

"Kalau pertama, ini kan investasi jangka panjang yang sudah kami lihat dan paling gampang adalah tingkat kehadiran. Kehadiran siswa ini meningkat tajam dengan adanya program ini. Yang tadinya rata-rata 70-75 persen, sekarang paling sedikit 95 persen," kata Dadan.

Sebagai contoh, Dadan membagikan kisah seorang nenek yang berada di kampung wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua. Biasanya nenek ini kerap membangunkan cucunya agar berangkat sekolah. Kini, kebiasaan itu terbalik. 

Sebelum matahari terbit, sang cucu justru yang lebih dulu membangunkan neneknya. Alasannya sederhana, ia tak ingin terlambat menikmati menu makan bergizi yang menanti di sekolah.

Peningkatan kehadiran siswa bukan satu-satunya capaian dari program ini. Di Jawa Barat, mulai terlihat perbaikan kesehatan berkat makan bergizi yang diberikan kepada penerima manfaat.

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Warung Kiara, Sukabumi, Jawa Barat yang telah menjalankan program selama 1,5 tahun ini telah melakukan evaluasi terhadap penerima manfaat tersebut.

Dari hasil tes spiridinum hingga antropometri, ditemukan peningkatan kandungan gizi seimbang, kenaikan berat badan, berkurangnya jumlah anak yang terlalu kurus, dan peningkatan tinggi badan.

"Tapi ada satu SPPG yang sudah 1,5 tahun melakukan evaluasi yaitu di Warung Kiara Sukabumi, Jawa Barat, sudah menunjukkan yang bagus. Jadi, misalnya ada peningkatan kandungan gizi seimbang dari kondisi tubuhnya melalui tes spiridinum. Kemudian ada tes antropometri juga peningkatan berat badan, berkurangnya badan yang terlalu kurus, ada peningkatan tinggi dan sebagainya sudah kami ukur," ujar Dadan.

Investasi Jangka Panjang

Menurut Dadan, MBG bukan sekadar intervensi gizi jangka pendek. Ia memandangnya sebagai strategi menyiapkan generasi produktif dalam 20 tahun ke depan.

"Kita ingin bantu ini mereka yang sekarang dalam kandungan, mereka yang masih balita, TK, SD, SMA, dan 20 tahun ke depan, mereka akan jadi tenaga kerja yang produktif. Kita berikan gizi dari sekarang, 20 tahun lagi mereka akan jadi tenaga kerja yang produktif dengan kualitas baik," ucapnya.

BGN Ponorogo juga berencana menggandeng lembaga independen untuk melakukan evaluasi menyeluruh mulai tahun depan, memastikan manfaat program ini dapat dirasakan secara merata di seluruh Indonesia.


Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional Ponorogo