Berita
/
Siaran Pers
/
Siaran Pers Deputi Dialur
/
30.000 Penjamah Makanan Siap Tingkatkan Kualitas Layanan MBG
30.000 Penjamah Makanan Siap Tingkatkan Kualitas Layanan MBG
Nomor: SIPERS-288B/BGN Ponorogo/10/2025
Siaran Pers • 18 Oktober 2025
Ponorogo - Badan Gizi Nasional Ponorogo menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Penjamah Makanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) secara serentak di 34 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan yang diprakarsai oleh Direktorat Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II ini berlangsung pada Sabtu, (18/10).
Kegiatan ini melibatkan sekitar 30.000 penjamah makanan sebagai bagian dari upaya nasional meningkatkan kapasitas dan profesionalitas tenaga penjamah makanan dalam mendukung penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN Ponorogo, Nurjaeni, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari Rencana Kerja BGN Ponorogo Tahun 2025 serta menjadi langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan gizi nasional melalui peningkatan mutu pelayanan SPPG.
“Melalui bimtek ini, kami ingin memastikan bahwa setiap penjamah makanan memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai dalam seluruh tahapan penyediaan makanan bergizi — mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga distribusi kepada penerima manfaat,” ujar Nurjaeni.
Kegiatan ini juga diharapkan menjadi sarana penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya higienitas, keamanan, dan keberlanjutan pangan. BGN Ponorogo menargetkan seluruh layanan SPPG bebas dari kasus kontaminasi atau kerusakan pangan dengan prinsip zero case terhadap insiden pangan tidak layak konsumsi maupun berisiko pada kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, Nurjaeni memberikan arahan berupa sepuluh langkah strategis peningkatan layanan yang mencakup aspek teknis, manajerial, dan kualitas pelayanan. Langkah-langkah tersebut di antaranya; penempatan 5000 chef professional dari ICA (Indonesian Chef Association) di SPPG baru, pelaksanaan rapid test food berkala oleh BPOM guna menjamin keamanan pangan, penerapan wajib SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) dan sertifikat halal bagi setiap SPPG, pemanfaatan platform LMS Plataran Sehat Kementeran Kesehatan untuk pembelajaran daring bagi tenaga pelaksana, serta penggunaan air bersih berstandar kesehatan serta sterilisasi alat makan dengan air panas 80 °C.
Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa setiap SPPG perlu penambahan tenaga ahli gizi agar pendampingan terhadap gizi lebih optimal, pemasangan CCTV di SPPG, peningkatan kepatuhan SOP serta penguatan edukasi dan monitoring berkelanjutan untuk menjaga mutu pelayanan MBG.
Melalui pelaksanaan bimtek serentak ini, BGN Ponorogo berharap terbentuk jaringan penjamah pangan yang kompeten, beretika, dan berdedikasi, serta menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap anak Indonesia memperoleh makanan yang layak, sehat, dan bergizi seimbang.
Sebagai penutup, Nurjaeni menambahkan bahwa menjadi penjamah makanan bukan hanya tugas teknis, tetapi juga tugas sosial dan ibadah dalam menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak Indonesia menuju Generasi Emas 2045.
“Dari dapur SPPG inilah kita menyiapkan generasi cerdas, sehat, dan berdaya saing,” pungkasnya.
Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional Ponorogo