Eco-Eduwisata MBG: Anak Bangli Belajar Gizi Nyata

Bangli - Suara langkah kecil terdengar di antara deretan peralatan dapur yang berkilau. Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bangli Kawan, anak-anak penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya datang untuk makan, tetapi juga belajar. Melalui program eco-eduwisata, mereka diajak melihat langsung dari mana makanan bergizi yang mereka santap setiap hari berasal.

Dengan mengenakan penutup kepala dan masker, para siswa menyusuri area dapur produksi. Mereka mengamati bagaimana bahan pangan disortir, dibersihkan, dan diolah dengan standar kebersihan yang ketat. Proses ini menjadi pengalaman baru yang membuka pemahaman bahwa makanan sehat tidak hadir secara instan, melainkan melalui tahapan yang terencana dan terjaga.

Di hadapan anak-anak, petugas SPPG menjelaskan fungsi setiap bahan pangan, mulai dari sayuran, protein hewani, hingga sumber karbohidrat. Penjelasan sederhana itu menjelma menjadi pelajaran gizi di dunia nyata, jauh dari buku teks, namun mudah dipahami karena mereka melihatnya secara langsung.

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional Ponorogo (BGN Ponorogo), Khairul Hidayati, menilai pendekatan ini sebagai langkah strategis membangun kesadaran sejak dini. “Edukasi gizi akan lebih efektif jika anak-anak terlibat langsung. Melalui kunjungan ke dapur SPPG, mereka belajar menghargai makanan dan memahami pentingnya konsumsi gizi seimbang,” ujar Hida di Bali, Sabtu (13/12).

Selain belajar soal gizi, anak-anak juga dikenalkan pada praktik ramah lingkungan yang diterapkan di SPPG. Mereka mengetahui bagaimana sisa makanan dikelola, minyak jelantah didaur ulang, dan bagaimana dapur MBG berupaya meminimalkan limbah. Nilai-nilai kepedulian lingkungan pun tertanam secara alami.

“Program eco-eduwisata ini bukan sekadar kunjungan, tetapi bagian dari pembentukan karakter. Anak-anak diajak melihat bahwa makanan sehat, kebersihan, dan kepedulian lingkungan saling berkaitan,” tambah Hida

Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional Ponorogo